Fenomena Pemain Naturalisasi di Liga 1 2018

 

Kompetisi sepak bola Indonesia tengah ramai dengan fenomena pemain naturalisasi jelang kompetisi Liga 1 2018.  Beberapa pemain yang sudah lama berkarier di Liga Indonesia memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Pemain naturalisasi semula hanya digunakan untuk kepentingan Timnas Indonesia. Belakangan, fenomena tersebut berkembang ke level klub.

Tercatat ada beberapa pemain asing yang kini sudah resmi bersatatus WNI di Liga 1 2018. Sebut saja Esteban Vizcarra [Argentina] dan Beto Goncalves [Brasil] yang kini memperkuat pemain Sriwijaya FC. Ada juga Ilija Spasojevic asal Montenegro yang kini bergabung dengan Bali United, dan Mohamadou Al Hadji bek asal Mali yang baru direkrut Boreno FC.

Pengamat sepak bola nasional Muhammad Kusnaeni menganggap naturalisasi seorang pesepakbola harus dilakukan dengan tujuan tertentu serta memiliki kriteria yang jelas. Untuk bidang olahraga, pemain tersebut harus bermanfaat untuk kepentingan bangsa Indonesia, berprestasi, memiliki jenjang karier yang panjang.

“Naturalisasi di Liga 1 bisa mempersempit bibit-bibit pemain lokal untuk masuk ke kuota pemain lokal. Harusnya ada kebijakan dari PSSI untuk memberi ruang kepada pemain muda,” ucap Kusnaeni.

Kusnaeni mencontohkan di kompetisi Liga 1 2017 ada regulasi yang mengatur kewajiban klub untuk memasukkan pemain muda dengan waktu bermain tertentu. Regulasi itu disebut baik untuk memberi ruang pemain muda lokal. Sayangnya, kebijakan itu tidak konsisten. Sementara Liga 1 2018 sendiri memiliki kuota 3+1 pemain asing.

Kusnaeni meminta kepada PSSI sebagai federasi bisa membuat regulasi untuk menata dan mengelola supaya aset bangsa bisa maksimal. Sebab, fenomena pemain naturalisasi dikhawatirkan bisa menghambat pemain muda berbakat masuk ke ranah kompetisi level atas di Indonesia.

“Bukan membatasi, karena naturalisasi itu adalah proses alamiah. Tapi buat regulasi yang mengatur kesempatan pemain muda untuk muncul di kompetisi. Jangan menganggap pemain naturalisasi sebagai ancaman atau batasan, tapi tugas PSSI inilah justru untuk menata,” ujar Kusnaeni.

PSSI Belum Ambil Sikap

Sementara itu bagi Presiden Klub Persebaya Surabaya Azrul Ananda, penggunaan pemain naturalisasi bisa menjadi konflik tersendiri di internal klub. Namun, ia mewajarkan hal itu sebagai bagian dari strategi klub yang mengeksploitasi segala cara dan aturan untuk bisa bersaing di kompetisi dan mencapai target. Persebaya disebut Azrul sejauh ini belum tertarik untuk menaturalisasi pemain.

“Naturalisasi itu sifatnya pribadi. Itu hak manusia untuk menentukan dan tergantung dari sisi filsafat klubnya seperti apa. Kalau Persebaya tidak mau mengeksploitasi aturan. Sejarahnya, kami memikirkan pembinaan dari bawah ketimbang naturalisasi. Sekarang, tergantung regulatornya maunya seperti apa,” ucap Azrul.

Di sisi lain, PSSI sejauh ini masih menganalisa gelombang yang terjadi soal naturalisasi pemain jelang Liga 1 2018. PSSI mengaku kaget dengan tren naturalisasi pemain yang terjadi musim ini.

Deputi Sekjen PSSI Marco Gracia paulo mengatakan sampai saat ini federasi masih belum mengambil sikap atas maraknya pemain naturalisasi musim ini. Analisa lebih dulu dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan atas banyaknya pemain naturalisasi tersebut di kompetisi.

“Naturalisasi itu kan pilihan setiap orang. Kalau dia menjalankan sesuai regulasi itu hak dia. Kami, organisasi harus mencermati untuk melihat sejauh mana dampaknya,” kata Marco.

Sekalipun taktik naturalisasi pemain disebut langkah klub untuk ‘mengakali’ kuota pemain asing, Marco menganggap langkah itu hal yang sah dan menjadi bagian dari strategi klub untuk bisa bersaing di kompetisi. PSSI pun tidak bisa melarang seorang pemain untuk menjadi WNI.

“Itu sah dan tidak hanya terjadi Indonesia. Di luar negeri bahkan lebih gila lagi. Kalau ternyata bisa jadi manfaat untuk industri sepak bola kenapa tidak. Ketika kami menganalisa dan ternyata dampaknya kurang bagus, pasti akan diatur di regulasinya, sesuai ranah kami. Entah nanti bentuknya pembatasan atau seperti apa,” ucap Marco.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: