Kelas 62 kg Akan Kembali Digelar

 

Harapan untuk meraih medali dari cabang olahraga angkat besi nomor 62 kg di Asian Games 2018 masih terbuka. Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono menyampaikan kabar tersebut saat ditemui di Mess Pasukan Marinir 2 Kwini, Jakarta Pusat kemarin.

Dia mendapat kabar bahwa Komite Olimpiade Asia (OCA) akan tetap mempertandingkan kelas spesialisasi Eko Yuli Irawan tersebut sesuai keputusan rapat koordinasi dan komunikasi menjelang Asian Games Januari lalu.

“The show must go on,” ucap Djoko menirukan pesan whats app dari salah satu staff OCA kepadanya.

Dia juga mendapat bocoran dari Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Valentinus Suhartono Suratman dengan mangatakan pernyataan serupa kepadanya. Kabar itu membawa angin segar sekaligus menjawab usaha banding yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olahrga, Inasgoc, dan Komite Olimpiade Indonesia.

Djoko menganggap, surat yang dikeluarkan Federasi Angkat Besi Asia (AWF) hanya sebuah intervensi untuk menutup asa tuan rumah meraih medali dari nomor 62 kg. Mengingat, peluang Indonesia meraih emas pada nomor tersebut sangat terbuka lebar.

“Korea Utara, Tiongkok, dan Kazakstan terkena hukuman larangan bermain, akibat kasus doping,” imbuhnya.

PB PABBSI tidak merasa menerima surat elektronik mengenai undangan pertemuan untuk melakukan voting penghapusan kelas 62 kg. Artinya, tidak ada rapat maupun kongres resmi untuk melakukan voting itu.

“Jika memang itu resmi, seharusnya AWF memberi undangan ke PB PABBSI. Resminya begitu. Kami juga kaget, masa organisasi tingkat Asia memberikan email pengajuan voting melalu japri ke email salah satu pengurus,” beber Djoko.

Dasar harus mencoret satu nomor cabor angkat besi adalah pada Asian Games 2018 Agustus mendatang hanya akan mempertandingkan 14 nomor. Tidak seperti gelaran multievent se-Asia tahun 2014 yang memertandingkan 15 nomor. Sebagai tuan rumah, lanjut Djoko, pihaknya memilih nomor 69 kg putri untuk dicoret. Sebab, Indonesia tidak memiliki atlet untuk bermain di nomor itu.

Hingga kini, PB PABBSI hanya tinggal menunggu keputusan hitam di atas putih. Indonesia sebagai tuan rumah diharapkan lebih intens menjalin komunikasi serta pendekatan ke OCA untuk memuluskan rencana tersebut.

“Tapi kami tetap membuat rencana dengan kemungkinan terburuk,” katanya.

Manajer Angkat Besi Indonesia Dirja Wiharja mengamini hal tersebut. Dia optimis untuk nomot 62 kg tetap dipertandingkan. “Tugas saya hanya menyiapkan Eko supaya tampil maksimal di games time nanti,” urainya.

Mantan lifter nasional itu yakin dalam dua bulan ke depan bisa mengembalikan kondisi Eko untuk siap berkompetisi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: