Indonesia tak berhasil membawa pulang medali emas dari Kejuaraan Asia Panahan 2018. Mereka tampil dengan busur lama.
Dari kejuaraan Asia yang bergulir di Bangkok pada 3-9 Maret, Indonesia meraih satu medali perak dan empat perunggu. Perak disumbangkan oleh recurve campuran (Diananda Choirunisa/Riau Ega Aghata Salsabila) sedangkan perunggu dari Prima Wisnu Wardhana (compound putra), compound campuran (Bonita/Yoke), recurve beregu Putri (Anis, Titik, Linda) dan compound beregu putra (Prima, Yoke, Rindarto).
Pepanah compound putra, Prima Wisnu Wardhana, puas kenati hanya meraih perunggu. Sebab, dia tampil dengan busur lama.
“Ya pasti senang karena ini merupakan medali pertama saya di Asia. Cuma kemarin memang ada masalah pada peralatan yang digunakan. Saya masih pakai alat lama jadi kemarin saat menembak kondisinya tidak karuan,” kata Prima.
Baca juga : Soal Busur Lawas Pelatnas Panahan, Kemenpora: Dana Sudah di PP Perpani
Prima menjelaskan untuk pelatnas Asian Games 2018, PP Perpani baru memberi 12 anak panah, busir belum ada. Makanya, dia menggunakan busur yang digunakan saat tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Busur itu dari Pengprov Perpani Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Harusnya (alat) lengkap (anak panah dan busur). Tapi, kemarin yang baru dikasih anak panah oleh PP. Busur kami bisa sih dipakai tapi pas posisinya sudah rusak lagi. Jadinya, saat tanding pasrah saja. Kalah tidak apa-apa, menang ya syukur. Jadi saat ke Bangkok ya main saja,” tuturnya.
Peraih medali emas SEA Games 2017 Malaysia itu bilang sempat meminta busur baru ke PP Perpani melalui pelatih Deni Trisjanto, bahkan Kemenpora. Tapi, hasilnya nihil.
“Waktu SEA Games 2017 kami sudah bilang butuh busur tapi yang keluar anak panah lagi. Jadi di nomor saya (compound) seperti karena tak diandalkan jadi tidak terlalu dipenuhi. Tapi kami berusaha dengan alat lama dan meraih dua medali emas,” katanya.
Busur lawas itu tak hanya milik Prima. Akbar Yoke Rizaldi malah harus tampil di test event Asian Games dengan busur retak.
Pria berharap PP Perpanis egera menyediakan busur baru. Apalagi, Asian Games sudah dekat.
“Jadi jangan hanya menuntut atlet untuk berprestasi saja tapi harus memenuhi kebutuhan atlet juga. Kan tidak bisa Asian Games mulai Agustus kemudian alat diberikan bulan Juni. Kami butuh adaptasi. Jika spesifikasinya sama sekitar dua bulan untuk adaptasi, tapi jika tak sesuai butuh lebih dari tiga bulan,” ujarnya.