BARCELONA – Susah payah Fernando Alonso dan Stoffel Vandoorne menutupi buruknya performa McLaren selama uji coba pra musim 2018. Namun data dan statistik tidak berbohong. Yang lebih menyakitkan Toro Rosso, yang kini berkongsi dengan Honda, tampil lebih baik.
Akhir tahun lalu, Alonso merasa terbebas dari kutukan selama tiga tahun setelah McLaren memutuskan untuk berpisah dengan Honda dan kembali menggunakan mesin Renault musim ini. Harapan kembali naik podium seperti sudah di depan mata.
Namun, sejumlah masalah ketahanan mobil alias reliability seperti tak mendukung target tinggi McLaren yang berambisi bertarung dengan Red Bull.
BACA JUGA : Berita MotoGP: Lewis Hamilton Tak Takut dengan Penampilan Kompetitif Rivalnya
Sampai tiga hari uji coba, McLaren menjadi tim paling sedikit mengitari Circuit de Barcelona, Catalunya. Total dari dua pembalapnya hanya mencatat 246 lap. Sedangkan Toro Rosso berada tepat di atasnya dengan 327 lap.
Secara performa kecepatan satu lap, Toro Rosso juga lebih baik. Piere Gasly yang turun pada hari ketiga berada di posisi ketiga daftar pembalap tercepat dengan catatan waktu 1 menit 18,363 detik. Sedangkan Vandoorne 1 menit 18,855 detik. Padahal keduanya sama-sama menggunakan ban paling lunak hypersoft saat menorehkan waktu tercepatnya itu.
Hingga sesi pagi hari terakhir uji coba kemarin, statistik Toro Rosso juga masih lebih baik. Brendon Hartley yang turun untuk tim asal Italia tersebut tercatat paling banyak mengitari sirkuit dengan 91 lap. Sedangkan McLaren kembali bermasalah. Alonso hanya mampu mencatat empat lap selama empat jam pertama. Itupun, tanpa menorehkan catatan waktu sama sekali.
Hartley pernah mengatakan bahwa McLaren pasti segera menyesal sudah mencampakkan Honda. ”Mesin (Honda) ini nyaman sekali dikendarai. Saya merasakan tenaga lebih besar ketimbang musim lalu (saat Toro Rosso memakai mesin Renault),” ujarnya dilansir Autoweek.
Gasly mengakhiri hari ketiga uji coba dengan mengitari lintasan 169 kali. Tanpa masalah apapun. Menurutnya, hubungan antara skuat Italia itu dengan para mekanik Jepang terjalin dengan sangat baik. ”Ini baru dua pekan uji coba. Saya yakin kalau sudah memasuki musim balapan nanti hubungan kerjasama kami akan jauh lebih baik,” ungkapnya.
Pembalap Prancis itu juga mengatakan, belum sekalipun mengalami masalah berarti dengan mesin Honda. Bahkan hal itu terjadi ketika cuaca buruk berlangsung selama uji coba pekan pertama. ”Senang sekali melihat para teknisi asal Jepang (Honda) tersenyum lagi,” imbuhnya.
Fakta dan data tersebut memancing komentar dari banyak kalangan yang menyebut bahwa sumber masalah selama ini adalah McLaren. Bukan Honda. Pabrikan Jepang itu seperti bekerja dalam tekanan yang hebat saat bersama McLaren.
Target yang dipancang terlalu tinggi. Sementara hujatan dari internal tim, khususnya Alonso, begitu vulgar. Sehingga mereka tidak bisa leluasa bekerja mengembangkan mesin yang kompetitif.
Tapi, kultur McLaren yang kaku masih berlaku hingga kini. Semua komentar yang keluar ke media tetap harus dijaga. Seperti Vandoorne yang mengatakan tidak terlalu khawatir dengan hasil uji coba pra musim sejauh ini.
”Sejauh ini semuanya berjalan dengan sangat baik,” tukasnya. Menurutnya, kerjasama antara McLaren dan Renault saat ini sudah jauh lebih dekat ketimbangan hubungan dengan Honda selama tiga tahun.
Seberapa lihainya McLaren berkelit, tidak ada yang bisa memungkiri bahwa tes pra musim yang hanya delapan hari itu sangat krusial. Semua tim berlomba-lomba memperbanyak jarak tempuh mobil dan mesin. Karena hanya dengan cara itu para teknisi mendapatkan data untuk mengembangan mobil. Semakin banyak lap yang didapat, semakin baik