Tontowi/Liliyana Menjaga Rasa Lapar ke Asian Games

 

Medali emas Olimpiade sudah digenggam Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Kini, mereka dituntut untuk menjaga motivasi untuk meraih emas di Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang.

Final ganda campuran pada Asian Games 2014 di Gyeyang Gymnasium, Incheon, Korea Selatan, Senin (20/9/2014) masih tersimpan rapi dalam ingatan Tontowi dan Liliyana. Bukan kenangan manis, namun sebaliknya, begitu pahit.

“Butuh waktu berbulan-bulan itu untuk melupakan. Waduh berat untuk melupakan, berat,” kata Liliyana sembari menepuk dahinya dengan tangan kanan.

Waktu itu, dalam final yang mempertemukan dengan musuh bebuyutan Zhang Nan/Zhao Yunlei, Tontowi/Liliyana memang mengawali pertandingan dengan cukup meyakinkan. Mereka terus unggul hingga 13-6.

Tapi rupanya, kesalahan demi kesalahan yang secara bergantian dibuat oleh Tontowi dan Liliyana membuat lawan mampu mengimbangi perolehan poin 13-13. Kemudian, Owi/Butet, sapaan karib Tontowi/Liliyana, malah tertinggal dan kandas di game pertama dengan skor 16-21.

 

Baca juga :  Bersiap di Garis Start untuk MotoGP 2018

 

Game kedua bergulir lebih sulit bagi pasangan Indonesia. Medali perak resmi didapatkan pasangan Indonesia itu setelah Butet tak berhasil mengembalikan smes kencang Zhang Nan.

“Hasil di Asian Games itu sangat menyesakkan karena ajang itu merupakan turnamen prestisius padahal ada kesempatan, eh nggak dapat,” Liliyana menambahkan.

Dari Asian Games 2014 itu, Indonesia meraih dua medali emas. Secara mengejutkan emas justru datang dari ganda putri Nitya Krishidna Maheswari/Greysia Polii dan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Bagi Hendra, emas itu menjadi koleksi kedua dia, dengan empat tahun sebelumnya meraih bersama Markis Kido di Guangzhou.

Bagi Tontowi dan Liliyana, kesempatan untuk memperbaiki hasil akhir di Asian Games terbuka lebar. Mereka memiliki modal kuat menuju Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang pada Agustus tersebut.

Kini, mereka masih melangkah bersama dengan tingkat kepercayaan satu sama lain yang melonjak drastis. Kepercayaan diri Owi melambung. Keyakinan Liliyana terhadap Owi juga meroket.

Ya, nyaris saja, Liliyana melepaskan peluang itu. Dia sempat menyatakan telah merasa cukup kenyang dan puas dengan torehan prestasi di bulutangkis usai meraih emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Butet siap menyerahkan tongkat estafet kepada pemain putri yang lebih muda.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *