Medali emas yang disumbangkan tim nasional basket dalam invitation tournament Asian Games 2018 patut disyukuri.
Indonesia mampu membalas dendam pada timnas India yang sebelumnya mengalahkan mereka di ronde pertama. Tim asuhan Fictor Gideon Roring itu menang 78-68.
Sejatinya, mendapatkan medali saat Asian Games nanti, tak semudah itu. Pasalnya, di tingkat Asia Tenggara saja Indonesia kalah oleh Filipina.
Dalam gelaran SEA Games 2017, timnas Indonesia tunduk dengan margin poin yang sangat jauh, 55-94. Saat itu, Indonesia harus puas dengan medali perak.
“Semua negara kami waspadai. Baik itu Korea Selatan, Tiongkok, Jepang maupun negara-negara timur tengah,” kata Ito, sapaan akrab Fictor Roring.
Korea Selatan, Iran, dan Jepang, berturut-turut merupakan peraih medali emas, perak, dan perunggu dalam Asian Games 2014, di Incheon, Korea Selatan.
Mengetahui betapa berat perjuangan yang harus mereka lalui, Ito tak menargetkan juara. “Saya belum tahu nanti sistemnya (Asian Games 2018) bagaimana, yang jelas harus bisa masuk ke second round,” ujar pelatih yang juga merupakan penasihat klub Pelita Jaya itu
Ito pun masih akan berunding dengan coaching staf untuk mengevaluasi hasil pertandingan kemarin. Dia juga sedang mencari konsultan untuk merundingkan program pelatihan untuk Pelatnas.
“Semua harus dibenahi. Semua telah memberikan yang terbaik,” jelas pelatih kelahiran Manado, 18 Desember 1972.
Untuk mencapai target yang diharapkan, ia menginginkan persiapan para pemain lebih matang. Para penggawa timnas nantinya dijadwalkan mengikuti training camp di Amerika Serikat setelah gelaran ASEAN Basketball League (ABL) dan Indonesia Basketball League (IBL) usai.
Selain itu, mereka akan mengikuti beberapa kejuaraan FIBA Cup, salah satunya di Thailand, Juni mendatang. Ajang ABL dan IBL akan dipantau tim pelatih. Sebab, dua belas nama pemain timnas yang mengikuti test event kemarin masih bersifat tentatif. Ada kemungkinan perubahan komposisi.
“Yang pasti yang paling jago di negara ini. Terlebih lagi postur badan. Saya lagi cari yang seperti itu. Setinggi mungkin. Karena lawan-lawan kami posturnya tinggi-tinggi,” pungkasnya.