Tak selamanya promosi ke F1 itu karena uang

Tak selamanya promosi ke F1 itu karena uang

Tak selamanya promosi ke F1 itu karena uang

Tak selamanya promosi ke F1 itu karena uang

Pembalap Toro Rosso, Pierre Gasly, menjelaskan jalurnya menuju F1 dapat membuktikan kepada pembalap muda lainnya bahwa kesempatan tersebut tak selamanya karena uang.
Pembalap 21 tahun asal Perancis itu akan ikuti musim penuh pertamanya di F1 bersama dengan tim junior Red Bull, Toro Rosso, di 2018. Promosi itu didapatkannya atas rentetan prestasi yang didapatnya pada kategori junior.

Baca juga : Kalah di Auckland, Wozniacki Yakin Tampil Menawan di Australia Terbuka

Ia direkrut oleh Red Bull setelah memenangi Formula Renault Eropa pada 2013, sejak itu ia menjuarai tahun paling akhir GP2 (2016) dan juga runner up Formula Renault 3.5 (2014) dan Super Formula (2017).

Merefleksikan jalurnya menuju F1, Gasly menjelaskan kepada Motorsport.com: “Pada akhirnya, kami semua menyadari ini tidak selamanya perihal performa. Anda mesti mempunyai pertolongan yang kuat.

“Saya tidak mempunyai manajer, jadi aku sendirian, bertarung melawan semua hiu besar didalam paddock ini dan mencoba mengamankan area untuk saya.

“Dan aku amat senang, aku dapat melakukannya tanpa manajer dan tanpa membayar untuk kursi saya.

Tak selamanya promosi ke F1 itu karena uang – “Karena kala ini cukup sukar untuk melakukannya, ini termasuk bagus untuk para pembalap muda [untuk melihat] ini tetap memungkinkan, Anda dapat melakukannya. Ini tidak selamanya perihal uang, barangkali kelakukannya [menuju F1] tanpa itu.

Pada musim keduanya di GP2, yang selanjutnya ia menangi, Gasly udah menargetkan untuk membalap bersama dengan Toro Rosso di 2017.

Namun perihal tersebut tertunda, ia baru mendapat panggilan pada sedang musim, untuk mengambil alih Daniil Kvyat.

Gasly menjelaskan ia selamanya percaya ia akan dapat meraih grid F1: “Jika Anda lihat apa yang udah aku lakukan, tanpa punya niat sombong, tetapi aku memenangi 2.0 [Eurocup], aku tempati posisi dua klasemen di [Formula Renault] 3.5

“Beberapa orang setelah 3.5, tempati posisi dua [klasemen] selanjutnya segera ke F1. Contohnya seperti Daniel [Ricciardo], Jules [Bianchi].

“Lalu aku menuju GP2, aku menjuarai GP2, aku pembalap termuda ke-2 [yang jadi juara] setelah Nico [Rosberg].

Saya lihat pemenang lainnya: Nico Hulkenberg di F1, Lewis Hamilton di F1, Nico [Rosberg] di F1, Stoffel [Vandoorne] termasuk di F1. Jadi saya, keliru satu yang pemenang termuda, kenapa aku tidak menuju F1?

“Lalu aku menuju Super Formula, dan aku seperti ‘ya ok, ini langkah lainnya, kecuali aku lagi tampil baik di sana, ini akan jadi empat kejuaraan yang tidak serupa dan kecuali aku kompetitif di semua kejuaraan itu, pada suatu kala itu [kesempatan di F1] mesti datang!’

“Jadi aku selamanya berusaha, bagi aku itu selamanya ada didalam pikiran saya.”

Meski ia mengaku kerap kesal karena mesti menanti kesempatannya menuju F1, Gasly menjadi itu membantunya dari sudut pandang psikologis.

“Dengan langkah itu, aku sebabkan mental aku jauh lebih kuat daripada sebelumnya,” akunya.

“Bagi saya, tidak ada pengalaman buruk. Anda selamanya belajar suatu hal dari itu, apakah itu baik atau buruk, selamanya ada perihal yang dapat Anda ambil.

“Ini adalah perjalanan yang panjang, tetapi bersama dengan banyak pengalaman bagus. Dan bermanfaat bagi saya.”

Segera Daftarkan Diri anda sekarang!! dan Menang setiap hari nya bersama kami Agen Bola Terpercaya!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *