Setelah menyebut kalau Yamaha mengalami masa-masa sengsara, karena masih ada beberapa kekurangan yang belum bisa teratasi, Valentino Rossi kali ini malah menyebut kalau timnya hanya bergantung pada nasib pada seri pertama di Qatar.
Rossi mengatakan seperti itu karena kemungkinan potensi perbaikan motornya memakan waktu sebulanan. Ini juga yang menyebabkan dirinya pesimistis pada laga pembuka nanti.
Soal elektronik masih menjadi fokus Rossi, dirinya menuturkan kalau memaksimalkan komponen itu sulit karena perubahan performa yang konstan dari hari ke hari. Lalu tim Yamaha juga tidak yakin bisa menemukan solusinya pada tes akhir di Sirkuit Losail.
“Masalah besar adalah bahwa kami tidak pernah tahu apa yang diharapkan, ini seperti bermain kartu. Apalagi saat ini semua pihak sudah sangat kuat dan sangat dekat. Situasi tahun lalu kembali lagi, di mana kami tidak tahu apa berubah mulai dari tes pagi sampai sore hari, apalagi dari hari ke hari,” tutur Rossi
Pebalap gaek Yamaha menuturkan, kalau sejak tahun lalu semuanya bisa berubah dalam sekejap. Itu dianggap sebagai ujian sulit bagi Yamaha. Rossi mengaku lebih senang akan hasil tes pramusim di Malaysia daripada Thailand.
“Kami berharap segalanya akan membaik di Qatar. Ini adalah sesuatu yang bisa memakan waktu beberapa bulan (untuk perbaikan). Sampai saat itu datang, kami mengandalkan nasib,” tutur Rossi.
Setelah dua tes pertama, Rossi hanya percaya hanya Honda yang sejauh bisa membangun sebuah sepeda motor yang secara konsisten kompetitif, di sirkuit yang berbeda.
“Saya pikir, dari yang saya pahami, satu-satunya pabrikan yang kompetitif di kedua trek adalah Honda. Tak hanya Marc Marquez, tapi juga dengan Dani Pedrosa dan Cal Crutchlow. Ducati juga melesat di Sepang, Jorge Lorenzo yang pertama di Sepang dan di sini dia sedang berjuang. Jadi kita harus menunggu sampai Qatar melihat apa yang terjadi,” kata Rossi.