Formula Satu (F1) mulai musim ini tidak akan lagi menggunakan perempuan-perempuan berpakaian minim atau ketat yang biasanya ditugaskan mendampingi dan membawa papan nama pembalap sebelum lomba dimulai.
Di Formula Satu perempuan-perempuan ini biasa disebut grid girls. Penyelenggara F1 mengatakan praktik ini tidak sesuai dengan norma masyarakat modern.
“Selama setahun lalu, kami melihat hal-hal apa saja yang perlu dikaji dan diperbarui agar sesuai dengan visi cabang olahraga ini,” kata Sean Bratches, direktur pelaksana operasi komersial F1, dalam satu pernyataan hari Rabu (31/01).
Bratches menjelaskan bahwa perempuan-perempuan yang tampil bersama para pembalap sebelum lomba dimulai memang telah menjadi bagian dari F1 selama beberapa dekade, namun ‘kebiasaan tidak sesuai dengan nilai brand F1’.
Dan jelas-jelas aneh jika dipandang dari sudut norma kemasyarakatan modern,” katanya.
“Kami meyakini praktik ini tidak sesuai dengan F1 dan para penggemar F1 di seluruh dunia,” tambah Bratchet.
F1 musim ini akan dimulai di Melbourne yang digelar pada akhir Maret.
Penggunaan perempuan dengan pakaian minim di acara-acara olahraga bukan monopoli Formula 1 saja.
Tinju misalnya menggunakan perempuan untuk membawa papan informasi tentang ronde di atas ring, sementara di Amerika Serikat pemandu sorak atau cheerleaders populer di sejumlah cabang olahraga.
Balap sepeda juga menggunakan perempuan-perempuan untuk mendampingi para pemenang di atas podium dan biasanya mereka mencium pipi para pemenang ini.
Pada 2013 pembalap sepeda Peter Sagan memicu kontroversi setelah dipotret mencubit bokong di atas panggung di ajang lomba bergengsi Tour de France.