Belum tuntas menanggung kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di dalam timnya, bos Dallas Mavericks Mark Cuban kemarin didenda USD 600 ribu (Rp 8,2 miliar) oleh NBA. Sanksi tersebut diberikan kerana Cuba melontarkan pernyataan yang dianggap merusak citra NBA.
Pernyataan kontroversial tersebut diungkapkan Cuban dalam sebuah wawancara dengan mantan bintang NBA Julius Erving. Dia menyatakan, opsi terbaik bagi timnya tahun ini adalah terus mengalah. Tujuannya agar Mavericks mendapatkan posisi setinggi-tingginya dalam draft NBA 2019.
Sebab, semakin jelek posisi sebuah tim, maka semakin besar peluang tim tersebut untuk memeroleh posisi draft teratas. Apalagi pada draft NBA musim depan, banyak nama yang diprediksi akan menjadi pemain elite. Misalnya saja Luka Doncic, Deandre Ayton, Marvin Bagley III, sampai Trae Young. Saat ini, Mavericks masih terpuruk di posisi 14 dari 15 tim wilayah barat.
”Saya mungkin tidak semestinya mengatakan ini. Tapi ketika saya sedang makan malam bersama beberapa pemain, saya katakan: “Kami sudah tidak bertarung untuk ke playoff. Jadi mengalah adalah opsi terbaik,” ucapnya kepada Erving. Konteks pernyataan itu adalah Cuban ingin menggambarkan dirinya sebagai pemilik tim yang transparan.
”Adam (Silver, commissioner NBA) pasti tidak senang mendengar (pernyataan saya) ini. Tapi setidaknya, saya menjelaskan ini kepada mereka. Saya menjelaskan rencana kami musim panas ini. Ini seperti satu setengah tahun mengalah (tanking),” lanjutnya.
Silver kemudian menjatuhkan sanksi tersebut setelah mempelajari isi wawancara yang berlangsung Minggu (18/2) waktu setempat, di tengah kemeriahaan NBA All-Star Game di Los Angeles.
Denda tersebut merupakan jumlah terbesar yang pernah dijatuhkan kepada Cuban. Sebelumnya, dia pernah diganjar denda USD 500 ribu (Rp 6,8 miliar) pada 2002 lantaran mengkritik mantan director of officials NBA Ed Rush. Sampai saat ini, Cuban sudah membayar denda lebih dari USD 2 juta (Rp 27,359 miliar) yang sebagian besar akibat dia sangat keras mengkritik keputusan wasit.
Tapi Cuban mengaku salah atas pernyataannya tersebut dan layak menerima denda tersebut. ”Saya layak mendapatkannya. Saya terlalu bersemangat berbicara dengan Dr J (Julius Erving) dan mengatakan apa yang seharusnya tidak saya katakan,” katanya.