Setiap kali klub sepak bola Fiorentina bertanding ke luar kota, Davide Astori adalah pemain pertama yang tiba lebih dulu di restoran hotel untuk menyantap sarapan.
Karena itu, ketika pria berusia 31 tahun itu tidak kunjung muncul di restoran hotel saat Fiorentina bertandang ke Udine guna menghadapi Udinese dalam pertandingan lanjutan Serie A pada Minggu (04/03), rekan-rekannya mencium gelagat tidak beres.
Guna memastikannya, salah seorang staf klub menghampiri kamar Astori. Dia mendapati pemain bertahan itu telah meninggal dunia. Fiorentina belakangan menyebut kematian sang kapten tim disebabkan “penyakit mendadak”.
Kabar kematian Astori sontak membuat keluarganya, teman-temannya, klubnya, dan seantero Italia terkejut. Terlebih penjaga gawang Fiorentina, Marco Sportiello, yang bermain Playstation bersama Astori hingga pukul 23.30 malam sebelumnya.
Kondisi ini mengakibatkan pertandingan Fiorentina kontra Udinese ditunda.
“Dalam situasi seperti ini, semuanya tak lagi penting. Saya terguncang oleh tragedi buruk ini,” kicau pelatih Udinese, Massimo Oddo.
Keterkejutan juga diutarakan mantan Perdana Menteri Italia, yang juga mantan Walikota Firenze dan pendukung berat klub Fiorentina, Matteo Renzi, “Kelihatannya mustahil bagi saya. Saya tak memercayainya.”
Di Cagliari, klub yang pernah diperkuat Astori selama enam tahun itu sedianya bakal menggelar pertandingan melawan Genoa. Para pemain Cagliari dan Genoa bahkan sedang melakukan pemanasan ketika mereka diberitahu mengenai nasib Astori.
Penjaga gawang Genoa, Mattia Perin, menangis tersedu-sedu. Para penonton di Stadion Luigi Ferraris sama sekali tidak mengutarakan kekecewaan saat pengumuman menyatakan pertandingan ditunda. Mereka justru bertepuk tangan guna menghormati mendiang Astori.
Tak lama kemudian, Ketua Asosiasi Sepak Bola Italia, Damiano Tommasi, mengumumkan penundaan semua laga sepak bola pada Minggu (04/03). Selagi stasiun televisi Italia menayangkan reaksi para pendukung, pemain, dan pelatih, Anda mulai bisa membayangkan bagaimana sosok mendiang Astori.
Mantan pelatih Cagliari yang kini menjadi juru taktik Juventus, Massimiliano Allegri, mengatakan “melatihnya (Astori) merupakan keistimewaan”.
Kemudian kiper Gianluigi Buffon yang menjadi kapten saat Astori memperkuat Gli Azzuri—julukan timnas Italia—merilis pernyataan emosional.
“Istrimu dan semua anggota keluargamu kini menderita. Putrimu yang masih kecil berhak tahu bahwa ayahnya pantas disebut sosok sempurna dari semua sisi. Kamu adalah wujud dari dunia era lama yang mengutamakan nilai-nilai seperti altruisme, keeleganan, pendidikan, dan rasa hormat pada sesama,” ucap Buffon.
Memperkuat beragam klub
Lahir di San Giovanni Bianco—sebuah kota sejauh 60 kilometer dari Milan—Astori menapaki karier sepak bola dengan bergabung bersama tim muda AC Milan sebelum kemudian direkrut Cagliari pada 2008.
Astori menghabiskan delapan tahun di klub tersebut sehingga sangat akrab dengan sejumlah individu, seperti Diego Lopez dan Alessandro Agostini—dua mantan rekan satu tim yang kini melatih Cagliari.
Sedemikian erat hubungan Astori dengan klub dan kota Cagliari, dia membuka kedai es krim Cremoso bersama mantan rekan satu timnya, Lorenzo Ariaudo.
Penampilan mumpuni Astori selama membela klub asal Pulau Sardinia itu membuatnya dipanggil memperkuat timnas Italia. Tercatat dia telah membela negaranya sebanyak 14 kali dalam laga resmi.
Gol yang dia cetak ke gawang Uruguay pada Piala Konfederasi 2013 lalu merupakan gol pertama yang dijaringkan pemain dari klub Sardinia sejak era Gigi Riva pada era 1970-an.
Oleh sebab itulah, Astori amat disanjung penduduk pulau tersebut. Apalagi, Astori memutuskan untuk menolak tawaran menggiurkan dari Spartak Moskow pada 2012 sehingga dia bisa bertahan di Cagliari.
Dua tahun berikutnya Astori memilih hijrah ke AS Roma guna mendapat kesempatan meraih gelar juara Serie A dan bermain di Liga Champions.
“Pemain yang hebat dan sosok yang lebih hebat lagi,” sebut Radja Nainggolan, gelandang asal Belgia keturunan Indonesia yang sempat bermain bersama Astori di AS Roma.
Rudi Garcia, pelatih AS Roma saat Astori memperkuat klub ibu kota Italia itu, menyebut Astori sebagai “pria dan pemain profesional panutan.”
Astori tidak lama berkostum AS Roma. Setahun berikutnya dia dipinjam ke Fiorentina dan pada 2016 menjadi pemain permanen.
Direktur klub Fiorentina, Andrea Della Valle, mengungkapkan bahwa Astori rencananya akan menandatangani kontrak baru pada Senin (05/03), setelah sempat tertunda karena cuaca buruk pada Kamis (01/03).
Bangkitkan kenangan
Kematian Astori menyentak Italia dan penggemar dunia sepak bola yang lupa bahwa para pemain adalah manusia juga. Walau kesehatan mereka terus-menerus dipantau dan senantiasa mendapat saran serta perawatan medis terbaik, namun mereka pun rapuh seperti manusia kebanyakan.
Tragedi yang menimpa Astori telah membangkitkan kenangan tentang kemarian pemain Perugia, Renato Curi, pada 1977; pesepakbola AS Roma, Giuliano Taccola, pada 1969; serta punggawa Livorno, Piermario Morosini, pada 2012.
“Saya paham penderitaannya, bagaimana rasa sakit yang Anda kini alami. Sebab saya melaluinya ketika Antonio Puerta meninggal dunia (di Sevilla),” tulis direktur olahraga AS Roma, Monchi, merujuk peristiwa kematian Puerta dalam pertandingan Liga Spanyol pada 2007 lalu.
Memproses semuanya memang sulit. Namun, meminjam kalimat mantan manajer AC Milan dan timnas Italia, Arrigo Sacchi, “Sepak bola adalah hal paling penting dari semuanya yang tidak penting dalam kehidupan.”
Astori meninggalkan istrinya, Francesca, dan seorang putri berusia dua tahun, Vittoria.
Sejumlah karangan bunga diletakkan untuk menghormati sang mendiang di Stadio Artemio Franchi.
Sebuah spanduk juga diikatkan di gerbang stadion. Bunyinya, “Ciao Capitano.” Selamat tinggal, kapten.