BOLOGNA – Dalam beberapa tahun terakhir sebuah tren baru hadir dalam kejuaraan dunia MotoGP. Adalah keputusan sejumlah pembalap untuk menunjuk para pelatih balap mereka masing-masing yang menjadi sebuah trend baru tersebut.
Trend pelatih balap dipopulerkan pertama kali oleh Jorge Lorenzo di Yamaha, di mana ia bekerja dengan Wilco Zeelenberg. Tugas utama para pelatih balap sendiri memberikan masukan kepada setiap pembalap terhadap menghadapi situasi lintasan.
Tak hanya itu, pelatih balap juga mengemban tugas sebagai pengamat terhadap kekurangan yang dimiliki oleh pembalap didikannya. Melihat pengaruh positif yang diberikan oleh para pelatih balap tersebut membuat sejumlah pembalap tenar mulai menggunakan jasa pelatih balap.
Yang mana sejumlah pembalap papan seperti Valentino Rossi (Luca Cadalora), Johann Zarco (Laurent Fellon), hingga Dani Pedrosa (Sete Gibernau) mulai menggunakan jasa pelatih balap untuk mereka. Namun terdapat sebuah pembalap yang enggan mengikuti trend baru tersebut.
Adalah pembalap Tim LCR Honda, yakni Cal Crutchlow, yang menjadi rider tanpa pelatih balap hingga saat ini. Pembalap berkebangsaan Inggris tersebut menjelaskan alasan mengapa dirinya masih belum tertarik menggunakan jasa pelatih balap untuknya.
Crutchlow beralasan bahwa untuk bisa menjadi pembalap dengan kemampuan terbaik, maka dirinya harus bisa mengetahui sendiri apa yang menjadi kekurangannya ketika berada di atas lintasan.
“Saya punya istri saya untuk jadi pelatih. Jika saya harus melaju cepat, maka ia akan meyakinkan saya bisa melakukannya. Saya tahu cara mengendarai motor MotoGP,” ucap Crutchlow, seperti dirangkum dari Speedweek, Sabtu (24/2/2018).
“Marc Marquez merupakan pembalap tercepat di dunia dan mengendarai motor yang sama dengan saya. Jadi jika saya harus belajar sesuatu, saya akan belajar darinya,” tuntas pembalap berusia 32 tahun tersebut.