Indonesia Pilih Pertahankan Skor 21 dalam Pertemuan BWF

 

Indonesia akan mempertahankan skor 21 pada pertandingan bulu tangkis internasional dalam rapat dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) ketika turnamen All England 2018 di Birmingham, Inggris, pada 14-18 Maret.

“Kami bersama negara-negara lain Asia akan kompak untuk mempertahankan skor 21 karena ada wacana perubahan skor dari pihak Eropa menjadi 5 x 11 poin,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Achmad Budiharto, selepas mengikuti Rapat Prestasi Asian Games bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla di Komplek Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta.

Budiharto mengatakan sejumlah atlet pemusatan pelatihan nasional cabang bulu tangkis bahkan telah menandatangani pernyataan dukungan terhadap skor 21.

Selain meminta skor 21 tetap dipertahankan, tim Indonesia juga mengantisipasi aturan servis setinggi 115 cm yang dapat mempengaruhi pertandingan internasional bulu tangkis.

“Atlet-atlet kami sudah mempersiapkan aturan baru itu dan mengantisipasi jika lawan memanfaatkan celah ketinggian servis itu. Kami harap tidak ada masalah penyesuaian bagi atlet-atlet kami,” kata Budiharto.

Indonesia, lanjut Budiharto, membidik gelar pada nomor ganda putra dalam All England 2018 yang merupakan turnamen premier of premier BWF itu.\

BACA JUGA : Anthony Ginting Beruntung Lolos ke Perempatfinal Jerman Open 2018

“Peluang utama kami tentu pada ganda putra karena kami punya pasangan unggulan pertama. Tapi, kami juga berharap pada ganda campuran ataupun ganda putri. Selain itu, kami juga ingin tunggal putra menciptakan kejutan dalam All England,” kata Budiharto.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan Indonesia belum mendapatkan penjelasan detail dari BWF terkait aturan baru ketinggian pukulan servis 115 cm dan rencana penerapan 11 poin pada setiap gim pertandingan.

“Kami mungkin akan mengirim surat kepada BWF terkait aturan-aturan baru dalam pertandingan internasional, termasuk keharusan atlet untuk mengikuti 12 kejuaraan internasional. Padahal, itu akan mempengaruhi kondisi atlet,” ujarnya.

Selain Indonesia, Susy mengatakan asosiasi bulu tangkis China, Denmark, India, Korea Selatan, dan Malaysia juga sempat mempertanyakan aturan-aturan baru BWF dalam pertandingan internasional.

“Risiko aturan baru 11 poin dengan lima gim misalnya, pola dan strategi permainan atlet akan berubah, latihan juga berubah. Jangan sampai aturan itu hanya menguntungkan sponsor tapi justru merugikan atlet-atlet,” ujar Susy.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *