Tunggal putra Ihsan Maulana Mustofa belum menunjukkan progress sejak cedera medio Mei 2017. Kepercayaan diri Ihsan dinilai belum kembali seperti sediakala.
Ihsan mengalami cedera pergelangan kaki setelah terpeleset dalam sesi latihan di pelatnas bulutangkis di Cipayung, Jakarta Timur, pada Mei lalu. Sejak itu peringkatnya berangsur-angsur turun sampai kini di posisi ke-45 BWF.
Hal itu tentu terasa kontras dengan pencapaiannya pada tahun 2016 lalu ketika Ihsan berhasil menempati posisi ke-17 dunia, melampaui rekan-rekanya sepelatnas seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Penampilann Ihsan di dua turnamen awal 2018 pun tak memuaskan. Setelah tersingkir di babak awal Indonesia Masters, pemain 22 tahun itu juga gagal bersinar di Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia.
Dalam perbincangan dengan detikSport, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti mengakui jika Ihsan masih trauma pascacedera. Kepercayaan dirinya belum seperti sediakala.
“Harusnya sudah (sembuh) tinggal bagaimana dia mengubah mindset-nya dan lebih berani bermain, dan tidak takut dalam hal ambil keputusan,” kata Susy.
“Karena kalau mau lawan ini dia sudah takut, atau takut apa. Kebanyakan takut kan malah merugikan diri sendiri, karena belum menghadapi lawan dia sudah kalah dengan diri sendiri. Selain dari keyakinan dia (Ihsan) mesti latihan diperkuat dulu.
“Dengan dia kuat dan siap maka secara otomatis dia akan percaya diri kembali, karena sebelumnya dia bisa kok. Jadi bukan cuma faktor keberanian, tapi semangat dan kemauan dia pasti bisa merubah semua,” tuturnya.
Tak hanya Ihsan, PBSI juga telah berupaya untuk menggenjot kesiapan pelapis tunggal putra agar tak hanya mengandalkan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie sebagai dua pemain utama.
“Setelah Jonatan dan juga Anthony, kami berusaha untuk menaikkan lapisan yang di bawahnya untuk mempercepat. Jadi tidak hanya dua, tapi ada tiga atau empat. Kalau sebelumnya dengan Ihsan Maulana Mustofa,” ujar Susy.