Herry IP: Kevin/Marcus Boleh Provokasi Lawan

 

Casinobet77,   Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon kini berstatus sebagai ganda putra nomor satu dunia. Keberhasilan lolos ke babak final dalam sembilan turnamen terakhir dengan torehan tujuh gelar juara menjadi bukti kehebatan Kevin/Marcus.

Di balik keperkasaan Kevin/Marcus terdapat tangan dingin Herry Iman Pierngadi. Kevin/Marcus bukanlah sukses pertama bagi sosok pria yang sudah tiga dekade menjadi pelatih nomor ganda putra di Pelatnas PBSI.

Baca juga :  Guardiola Akui Tak Fokus Hadapi Manchester United

Bagaimana Herry IP melihat sosok Kevin/Marcus? berikut wawancara eksklusif dengan Herry IP:

Saat coach Herry melihat Kevin/Marcus kali pertama dipasangkan apakah sudah melihat potensi sebagai ganda hebat?

Pertama melihat mereka sama saja seperti pasangan lain statusnya, sejajar dan sama-sama punya potensi. Namun pada Jepang Super Series 2015, saat mereka kalah lawan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, saya melihat skill dan motivasi mereka yang bagus. Kriteria pemain papan level atas ada di mereka, cuma butuh waktu saja. Mulai dari situ saya mulai banyak berharap pada mereka bisa menjadi calon pengganti Ahsan/Hendra.

Pada 2016 mereka memenangkan tiga gelar. Bagaimana pandangan Anda terhadap Kevin/Marcus di awal 2017?

Kalau di awal 2017 itu masih belum terlalu yakin bisa sampai seperti sekarang. Mulanya dari kejuaraan China Terbuka bulan Oktober [2016], mereka juara dengan mengalahkan Mathias Boe/Carsten Mogensen. Mulai dari situ mulai ada harapan. Setelah juara All England, saya baru benar-benar yakin dan mantap kalau mereka bisa jadi pemain top dunia.

Kevin/Marcus menorehkan catatan lolos ke final dalam sembilan turnamen terakhir. Apa kunci utama mereka bisa konsisten?

Modal utama mereka ini mental bertanding seperti seorang pejuang, lawan siapapun tak ada takutnya, mental bertanding mereka memang luar biasa. Itu yang buat mereka bisa konsisten.

Setiap pertandingan mereka tidak mau kalah, apalagi setelah tujuh turnamen tidak terkalahkan mereka tetap haus juara. Bagi mereka setelah turnamen lewat, mereka tak merasa sebagai juara bertahan dan ingin terus memenangkan setiap pertandingan.

Di babak awal All England 2018 Kevin/Marcus terlihat tidak langsung agresif menyerang. Apa mereka sudah bisa mengukur permainan lawan?

Ada betulnya, betul banget. Pertama main di All England babak pertama bertemu teman sendiri (Angga Pratama/Rian Agung), masih belum in. Terus babak kedua bertemu ganda Malaysia, permainan mereka belum normal tetapi sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Namun setelah babak ketiga mereka sudah mulai main seperti yang mereka inginkan. Kalau bicara polanya, memang mereka tidak seperti biasanya yang selalu menyerang. Semua tergantung lawan, tergantung strategi yang kami terapkan.

Gaya main kevin/Marcus benar-benar baru atau ada ganda yang memiliki pola main seperti mereka di era sebelumnya?

Setiap pemain punya kelebihan dan kekurangan dalam gaya bermain, tapi kalau mau dimirip-miripin, mirip sama Sigit [Budiarto] dan Candra [Wijaya]. Tapi di sini Kevin lebih banyak bola-bola triknya danlebih cepat. Kalau Marcus sama Candra masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Menurut Coach Herry apa kelebihan yang paling menonjol dari Kevin/Marcus?

Banyak. Yang paling menonjol mental bertanding hebat, itu modal. Kedua, kalau dari Kevin itu cerdik dan kecepatan/reaksinya luar biasa. Sedangkan Marcus sifat pantang menyerah yang paling menonjol. Ia tak gampang menyerah walaupun sudah tertinggal. Keuletan Marcus sangat terlihat.

Di All England 2018, Kevin dinyatakan bersalah saat pura-pura memukul kok yang out. Apa yang terjadi?

Itu jauh dari fault. Kalau di tayangan ulang di TV bolanya sudah lewat, Kevin baru mukul. Kalau dari rule tidak ada fault. Setelah pertandingan saya minta tolong wasit dari Indonesia untuk menanyakan wasit yang memimpin pertandingan mengapa kena fault? Sang wasit melihat ada sentuhan, itu jawabannya dia.
Sebenernya tidak, jauh sekali. Namun karena dia melihatnya tersentuh, kita enggak bisa bilang apa-apa. Itu haknya dia.

Berkaca dari insiden itu, apakah coach Herry tetap membiarkan Kevin/Marcus untuk menampilkan aksi ‘perang mental’?

Dalam setiap pertandingan Kevin akan melakukan hal seperti itu, memang gayanya. Akan tetapi yang saya bilang pada Kevin jangan lakukan itu [menantang] ke wasit. Setelah kejadian itu terus di fault, ya sudah. Setelah momen itu ada 1-2 momen seolah-olah dia tanya lagi sama wasit, apa itu tadi fault. Itu menurut saya yang jangan dilakukan.

Karena wasit itu yang punya kuasa di lapangan. Kalau bola mengarah out lalu pura-pura dipukul hal itu tidaklah masalah, itu gaya Kevin. Itu jadi salah satu hal yang ditunggu penonton, salah satu hiburan dan banyak penonton yang menunggu. Tetapi yang saya kasih tahu ke Kevin, jangan lakukan ke wasit. Bahasa kasarnya, jangan meledek wasit.

Salah satu yang sering dilakukan Kevin/Markus adalah berani berbicara ke wasit. Apakah itu kelebihan mereka?

Itu salah satu kelebihan mereka. Kalau mereka merasa keputusan wasit tidak adil, ya mereka protes. Menanyakan kenapa disalahkan, itu suatu keberanian. Itu karakter dari pemain. Mestinya harus seperti itu. Contoh buat ganda-ganda yang lain kalau waktu bertanding merasa benar, boleh bertanya pada wasit.

One thought on “Herry IP: Kevin/Marcus Boleh Provokasi Lawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *