LOSAIL – Sembilan hari tes pra musim MotoGP sudah dilalui, namun Yamaha tak kunjung puas dengan hasilnya. Meski tak ada kata pesimis, ekspektasi yang terlalu tinggi juga tak pantas dimiliki. Sisa dua dua pekan sebelum seri perdana digelar di Qatar harus dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan pekerjaan rumah besar.
Maverick Vinales menjadi yang paling terpukul dengan hasil tes pra musim. Dari sembilan hari tes hanya dua hari di antaranya pembalap Spanyol tersebut menjadi yang tercepat. Bandingkan dengan musim debutnya bersama Yamaha tahun lalu. Dia menyapu bersih seluruh sesi uji coba musim dingin sebagai yang tercepat.
Pantaslah jika Vinales frustasi. Ambisinya hengkang dari Suzuki ke Yamaha pada akhir 2016 adalah merengkuh gelar juara MotoGP dengan motor jawara, YZR-M1. Tampil impresif dengan memenangi tiga seri perdana musim lalu, performa Yamaha bak roller coaster di sisa musim. Pada akhirnya, Vinales hanya finis ketiga di belakang Marc Marquez (Repsol Honda) dan Andrea Dovizioso (Ducati).
Memasuki musim 2018, masalah yang dihadapi Yamaha tak kunjung bisa diselesaikan. Tenggelam, lalu muncul lagi. ”Jika balapan berlangsung besok, saya belum siap. Setingan motor baru ini tidak cocok dengan gaya balap saya,” keluh Vinales dilansir Crash. Rider 23 tahun itu bahkan menyebut tes musim dingin tahun ini adalah yang terburuk sejak bergabung bersama Yamaha.
BACA JUGA : Vettel Pecahkan Rekor 10 Tahun
Vinales tak mampu menggambarkan masalah yang terjadi pada motornya. Terlalu banyak naik-turun di sepanjang uji coba pra musim. Sempat menjadi yang tercepat di hari pertama tes Qatar, performanya menurun di dua hari terakhir.
”Saya bingung setelah tes ini. Rasanya aneh, karena di hari kedua saya tidak bisa menggeber motor dengan maksimal. Kemudian hari ini (hari terakhir) saya kompetitif lagi. Tapi masih banyak yang perlu diperbaiki,” tandasnya.
Rekan satu timnya di Yamaha, Valentino Rossi berharap Vinales bisa menurunkan ekspektasinya jika tidak ingin terlalu tertekan menghadapi musim balap 2018. ”Ya, Maverick tampak sangat terpukul, meski pada akhirnya (hari ketiga tes Qatar) dia finis kelima. Itu karena dia ingin berada di posisi teratas (tercepat) dengan selisih satu detik dari yang lain,” ungkap Rossi.
Menurut Rossi target Vinales itu sulit dicapai di era MotoGP modern. Salah satu faktornya adalah limit performa ban sangat tipis di antara para pembalap. ”Jadi setiap pembalap akan sedikit menurun level dominasinya. Tapi saya paham, Maverick masih muda dan selalu ingin tampil cepat,” jelasnya.
Tiga motor Yamaha mengakhiri tes pra musim MotoGP di posisi lima teratas. Dengan Johann Zarco (Tech 3) sebagai yang tercepat dan Rossi runner up. Sekali lagi anomali terjadi karena motor satelit Yamaha lebih kompetitif ketimbang motor pabrikan utama. Tren ini sudah terjadi sejak musim lalu, ketika Zarco finis di depan Rossi dan Vinales pada beberapa balapan.
Meski begitu, Rossi tak risau dengan hasil tersebut. Banyak faktor yang memungkinkan Zarco tampil cepat. ”Pertama, kita harus tahu ban apa yang dipakai Zarco melakukan simulasi balapan,” katanya.
Namun, kata Rossi, tidak ada keraguan bahwa Zarco akan tampil sangat kuat musim ini. Karena dia akan mengawali musim balap 2018 dengan level yang tinggi.
Namun Rossi memprediksi, persaingan di antara pembalap-pembalap bakal sangat cair karena sejauh ini, dari tiga sirkuit yang disambangi untuk uji coba (Malaysia, Thailand, dan Qatar) tidak ada tim yang betul-betul dominan. ”Kami (Yamaha) hanya perlu meminimalkan dampak kekalahan di trek-trek dimana kami lemah,” ucap Rossi.
Dari empat pembalap penunggang YZR-M1, hanya Zarco yang begitu percaya diri dengan hasil uji coba. Catatan waktu terbaiknya 1 menit 54,029 detik di hari terakhir mengantarnya menjadi pembalap tercepat di Qatar. ”Saya bahkan yakin bisa menembus 1 menit 53 detik “atas”. Tapi kami harus menerima bahwa kami harus memahaminya tahap demi tahap,” jelas Zarco dilansir GP One.
Di saat dua pembalap tim pabrikan Yamaha masih diselimuti keraguan, Zarco justru sebaliknya. Kepercayaan dirinya membumbung. ”Ah, ya saya senang. Saya selalu bilang betapa cerdasnya Marc (Marquez) dan Andrea (Dovizioso). Mereka seringkali benar. Jadi saya harap mereka juga benar dalam hal ini. Saya berharap bisa bersaing dengan mereka berebut gelar juara dunia,” kata Zarco merespon pernyataan Marquez dan Dovi yang menyebutnya sebagai salah satu kandidat juara.